Pengikut

KOMITMEN

Adalah “ Penyerahan diri secara total untuk taat kepada kehendak Allah “.

Sangatlah penting memiliki komitmen dalam hidup kita sehingga akan mengalami pertumbuhan yang sehat dalam setiap aspek kehidupan kita baik itu hubungan dalam keluarga, pekerjaan, sekolah, bisnis, pergaulan dan pelayanan.
Mengambil komitmen itu bukanlah hal yang mudah, namun mempertahankan sebuah komitmen yang sudah diambil adalah jauh lebih sulit.


Berikut ini ada 7 langkah praktis untuk mempertahankan sebuah komitmen :

1. Mengenal & Taklukanlah Musuh Utama
Musuh terbesar dalam mempertahankan komitmen adalah masalah hidup, musibah atau penderitaan besar. Janganlah cepat menyerah saat kita dihadapkan dengan kesulitan atau tantangan. Hal ini memang cukup berat untuk mempertahankan komitmen. Namun bila kita bisa bertahan sampai akhir untuk melewati setiap tantangan / masalah hidup/ kesulitan maka komitmen yang kita miliki berarti sudah teruji bagaikan logam mulia (emas) yang murni dan berkilau indah.

Sebagai seorang yang terlibat dalam pelayanan mimbar, kami disarankan untuk tampil prima karena jemaat melihat apa yang kelihatan dimata. Jadi sekalipun dalam hidup kami sedang mengalami masalah mentor kami selalu berpesan harus tetap tampil prima.
Tahukah anda bahwa hal ini tidaklah mudah, suatu saat saya mengalami kondisi yang benar-benar drop tapi hari minggu saya harus singer. Sebenarnya saya agak ragu-tagu untuk datang latihan rasanya malu bertemu orang karena mata saya sembab kebanyakan menangis, ada cara yang paling mudah yaitu mencari pengganti bertugas. Namun saat itu saya sadar bahwa saya harus praktek seperti yang mentor kami ajarkan. Maka dalam kondisi yang tidak enak saya tetap berusaha untuk tetap bertugas dengan satu hal alasan “Tuhan apapun yang terjadi, aku nggak mau mundur tapi mau terus maju”

Sesungguhnya komitmen adalah sebuah karakter yang akan terlihat nyata saat masalah / penderitaan datang, sebab itu jangan cepat menyerah namun kalahkanlah dengan buah “Kesabaran” yang dihasilkan Roh Kudus dalam hidup kita (Wahyu 2:10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. )

2. Menggunakan Kehendak Bebas Dengan Sadar

Komitmen juga sebuah pilihan, kita memiliki kebebasan penuh untuk mempertahankan atau menghentikan sebuah komitmen yang kita ambil. Jadi seharusnya komitmen tidak tergantung situasi & kondisi yang sering tidak menentu, juga tidak tergantung pada emosi & perasaan yang sering beruba-ubah, lingkungan atau orang lain.

Bahkan seharusnya tidak ada alasan “eksternal” apapun yang bisa menghalangi kita untuk mempertahankan komitmen bila secara “internal” kita siap dan sadar menggunakan hak bebas kita dengan baik, tepat & benar (Yosua 24:14-15 (14) Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN (15) Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!")
Suatu hari saya bertemu seorang pelayan Tuhan yang dipakai Tuhan luar biasa tapi ternyata ada hal yang membuatnya selalu diintimidasi oleh suatu kondisi dalam hidupnya. Satu yang sangat saya hargai dalam diri hamba Tuhan ini adalah pilihannya untuk terus memberi yang terbaik buat Tuhan sekalipun kondisi dalam hidupnya kurang baik tapi ia terus berjuang untuk menuju Kanaan yang Tuhan janjikan dalam hidupnya.

3. Jangan Cari Alasan

Pada saat komitmen menjadi pudar atau samar-samar, banyak orang mencari alasan yang rasional  karunia tidak sesuai, talenta kurang, tidak kompeten dll. Biasanya dengan alasan tersebut biasanya komitmen yamg diambil lalu ditinggalkan.
Ada suatu saat saya merasa bahwa saya ingin melepaskan suatu pelayanan sebagai Worship Leader yang mana saya sedang belajar, ada hal yang membuat saya merasa salah ambil pelayanan ini karena saya tidak punya skill dan tekhnik vocal yang mendukung. Suatu hari saya mulai berpikir dan akan segera ambil keputusan berhenti. Namun saya bersyukur bila akhirnya sampai saat ini saya tetap bertahan dengan pilihan saya untuk terus lanjutkan komitmen tersebut. Sekalipun kondisi saya sebagaimana adanya tapi saya mau terus belajar sampai Tuhan yang akan melengkapi setiap kekurangan saya.

Perlu diketahui sebenarnya komitmen tidak ada hubungannya dengan karunia, talenta atau mood seseorang namun komitmen adalah karakter & sebuah pilihan. Dengan membangun kualitas karakter yang kuat & indah dihadapan Tuhan, kita dapat mempertahankan komitmen yang sudah diambil, terlepas dari karunia yang dipercayakan kepada kita .(Lukas 16:10 Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.)

4.Bangunlah Komitmen Diatas Nilai Mulia

Komitmen bisa menjadi luntur bila kita melupakan “ motivasi & tujuan” semula.
Komitmen sejati harus dibangun diatas motivasi & tujuan yang mempunyai nilai mulia : tulus, jujur, murni, bersih sehingga kita diberi kekuatan untuk mempertahankannya.
Nilai mulia tersebut akan memperkokoh kehendak bebas kita dalam memilih, juga memperkuat ketahanan kita menghadapi berbagai masalah & penderitaan yang datang dalam hidup ini. Sebab itu jangan lupakan motivasi & tujuan semula yang mempunyai nilai mulia. Bila motivasi & tujuan kita salah maka segeralah untuk memperbaharuinya ( I Korintus 10:24, 31 (24) Jangan seorangpun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain. (31) Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. )

5. Mengenal Siapa Yang DilayaniSebagai orang percaya, sungguh harus kita sadari bahwa apapun yang kita lakukan baik itu di dunia ini (dalam pelayanan maupun di dunia kerja / sekuler )  kita sedang melakukannya untuk melayani Tuhan ( Kolose 3:23 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. )

Salah satu contoh : Godaan yang seringkali muncul saat kita melayani atau bekerja adalah perasaan ingin dihargai, seorang teman datang pada saya dan mulai bercerita bahwa dia merasa tidak dihargai dengan apa yang sudah dia lakukan padahal selama ini dia sudah banyak berkorban tenaga dan sebagainya.

Kalau kita mengenal jelas siapa yang kita layani, yaitu Allah yang sangat mengasihi kita maka kita akan mempertahankan komitmen dengan “segenap hati”( Lukas 17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." )

6. Ingatlah Tanggungjawab Ilahi

Mengambil sebuah komitmen sebenarnya adalah suatu “Anugerah” dari Allah karena saat kita mengambil komitmen kita diberi sebuah “ Hak Istimewa & Kesempatan “ untuk bekerja dalam konteks kerja Allah yang bersifat illahi & Kekal.
Sebab itu setiap komitmen harus diikuti tanggungjawab illahi yang kelak diperhitungkan dihadapan Allah, maka bila kita mengingat hal ini saya percaya setiap kita akan berjuang mempertahankan komitmen.

Apalagi kita tidak tahu kapan waktunya kita di panggil menghadap Allah untuk mempertanggungjawab setiap pekerjaan kita maka hal ini akan mendorong kita untuk lebih serius, lebih setia, lebih waspada dalam mempertahankan komitmen. ( Roma 14:12 Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.)

7. Ingatlah ada Reward yang akan datang

Pertanggungjawaban illahi sangat berhubungan erat dengan reward yang akan kita terima di masa mendatang
Setiap orang percaya yang mempertanggungjawabkan hidup & pelayanannya dengan mempertahankan komitmen sampai pada kesudahannya disediakan pahala / hadiah dari Bapa. Walaupun reward / pahala bukanlah tujuan utama kita dalam mempertahankan komitmen namun faktor ini tidak bisa kita abaikan.
Mari kita lihat Paulus yang mengakhiri hidup penuh kemenangan & setia mempertahankan komitmennya sehingga baginya disediakan “ Mahkota Kebenaran “ yang dianugerahkan Tuhan.
Reward / Pahala ini juga disediakan bagi kita yang mau melakukan serta rindu atas kedatanganNya. Saya sangat percaya bahwa “Harapan & Kerinduan” ini akan menolong kita untuk terus mempertahankan komitmen dengan setia. ( II Timotius 4:7-8 (7) Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. (8) Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. )


Untuk itu mari kita terus berlomba untuk melakukan setiap tanggungjawab yang sudah kita ambil / komitmen. Biarlah hidup kita semakin hari semakin dipakaiNya didalam KerajaanNya.

Tuhan Yesus Memberkati